Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di wilayah administratif Pasuruan, Kabupaten Malang, Lumajang dan Probolinggo di Jawa Timur, Indonesia. Sejak tahun 1982, taman ini memiliki luas 50.276,3 hektar.
Para penyuka trekking disarankan memilih jalur dari Malang, karena di sini Anda bisa menikmati keindahan lautan pasir lebih lama. Titik awal bisa Ngadas, desa terakhir di kawasan taman nasional, dan juga tempat persediaan, terutama air, habis, karena tidak akan ada titik awal setelah itu.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan lindung laut pasir di Indonesia, seluas 5.250 ha pada ketinggian ±2.100 m dpl.
Tujuh pusat erupsi telah ditemukan di lautan pasir di sepanjang dua jalur yang berpotongan, timur-barat dan timur laut-barat daya. Di arah timur laut-barat daya menjulang Gunung Bromo, gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap dan membahayakan nyawa orang lain (± 3500 orang).
Gunung Bromo memiliki kawah dengan diameter ±800 meter (utara-selatan) dan ±600 meter (timur-barat). Zona bahaya berupa lingkaran dengan radius 4 km mengelilingi pusat kawah Bromo.
Tengers adalah suku Hindu lokal yang tinggal di sekitar taman nasional. Menurut legenda, suku tersebut berasal dari pengasingan kerajaan Macapahit. Tidak seperti biasanya, orang-orang sekitar (suku Tenger) tidak takut, meskipun mereka tahu bahwa Gunung Bromo itu berbahaya, termasuk banyak wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo-Tenger-Semeru saat upacara Kasodo.
Upacara Kasodo berlangsung setiap tahun pada bulan purnama (Desember/Januari). Melalui upacara ini, masyarakat Tenger ingin mendapatkan hasil panen yang melimpah atau pertolongan dan penyembuhan berbagai penyakit, yaitu. mereka memberikan sesajen, melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, dan tenger lainnya turun dari bebatuan kawah dan menyebar untuk membungkuk kepada korban yang terlempar. di tungku - sebagai simbol doa.
Perebutan lamaran sangat menarik dan sulit, dan pada saat yang sama sangat menarik. Karena seringkali mereka jatuh ke dalam kawah.
Beberapa tempat/objek yang menarik untuk dikunjungi:
Kemorolawang.
Salah satu pintu masuk Taman Nasional yang banyak dikunjungi karena pemandangan laut pasir di kejauhan serta hamparan kawah dan perkemahan Bromo. Laut Tengger Berpasir dan Gunung Bromo. Naik kuda, naiki tangga Gunung Bromo dan saksikan matahari terbit.
Berhenti.
Melihat panorama alam Gunung Bromo, Batok dan Semeru.
Gunung Batak
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru - salah satu jimat gunung
Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan puncak Gunung Semeru.
Danau yang sangat dingin dan selalu berkabut (ketinggian ± 2200 m) sering dijadikan tempat penyeberangan bagi pendaki Mont-Sémerou (ketinggian 3676 m).
Air Terjun Madakaripura (Penggembala).
Air Terjun Pelangi (Koban).
Dalam perjalanan menuju Bromo terdapat air terjun Koban Pelang yang harus kita turuni sekitar 1 km menyusuri lembah. Dengan semak belukar dan lingkungan hutan yang asri serta cuaca yang cukup sejuk, kita bisa melihat beberapa air terjun yang indah. Di tengah hutan juga tumbuh bunga berbentuk tabung dan pohon rindang yang tinggi. Koban Pelangi terletak di kawasan pondok Clakah, kecamatan Ponkokusumo, Kab.
Waktu terbaik tahun ini untuk berkunjung.
Juni-Oktober dan Desember-Januari.
Bagaimana menuju ke sana? Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo 71km dengan mobil, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo 53km dengan mobil dan Jemplang-Ranu Pani-Ranu Kumbolo 16km. Jaraknya sekitar 83 km dari Malang-Purwodadi-Nongkojar-Tosari-Wonohitri-Penanjakan. Sekitar 70 menit perjalanan dari Malang menuju Ranu Pani, kemudian sekitar 13 jam berjalan kaki menuju Puncak Semeru.
Flora
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan lindung laut pasir di Indonesia, seluas 5.250 ha pada ketinggian ±2.100 m dpl.
pasir laut
Tujuh pusat erupsi telah ditemukan di lautan pasir di sepanjang dua jalur yang berpotongan, timur-barat dan timur laut-barat daya. Di arah timur laut-barat daya menjulang Gunung Bromo, gunung berapi aktif yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan asap dan membahayakan nyawa orang lain (± 3500 orang).
Gunung Bromo memiliki kawah dengan diameter ±800 meter (utara-selatan) dan ±600 meter (timur-barat). Zona bahaya berupa lingkaran dengan radius 4 km mengelilingi pusat kawah Bromo.
Kawah Bromo
Tengers adalah suku Hindu lokal yang tinggal di sekitar taman nasional. Menurut legenda, suku tersebut berasal dari pengasingan kerajaan Macapahit. Tidak seperti biasanya, orang-orang sekitar (suku Tenger) tidak takut, meskipun mereka tahu bahwa Gunung Bromo itu berbahaya, termasuk banyak wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo-Tenger-Semeru saat upacara Kasodo.
Upacara Kasodo berlangsung setiap tahun pada bulan purnama (Desember/Januari). Melalui upacara ini, masyarakat Tenger ingin mendapatkan hasil panen yang melimpah atau pertolongan dan penyembuhan berbagai penyakit, yaitu. mereka memberikan sesajen, melemparkannya ke kawah Gunung Bromo, dan tenger lainnya turun dari bebatuan kawah dan menyebar untuk membungkuk kepada korban yang terlempar. di tungku - sebagai simbol doa.
Upacara Kazodo
Perebutan lamaran sangat menarik dan sulit, dan pada saat yang sama sangat menarik. Karena seringkali mereka jatuh ke dalam kawah.
Beberapa tempat/objek yang menarik untuk dikunjungi:
Kemorolawang.
Salah satu pintu masuk Taman Nasional yang banyak dikunjungi karena pemandangan laut pasir di kejauhan serta hamparan kawah dan perkemahan Bromo. Laut Tengger Berpasir dan Gunung Bromo. Naik kuda, naiki tangga Gunung Bromo dan saksikan matahari terbit.
Embun pagi di Chemorolavanga
Berhenti.
Melihat panorama alam Gunung Bromo, Batok dan Semeru.
Gunung Batak
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru - salah satu jimat gunung
Gunung Batak
Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan puncak Gunung Semeru.
Danau yang sangat dingin dan selalu berkabut (ketinggian ± 2200 m) sering dijadikan tempat penyeberangan bagi pendaki Mont-Sémerou (ketinggian 3676 m).
Ranu Pane saat senja
Ranu Regulus
Ranu Gambolo
Asap Solvatar oleh Jongring Saloka
KTT Mahameru
Air Terjun Madakaripura (Penggembala).
Terletak di Kabupaten Lumbang, Pasura merupakan salah satu air terjun Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal dengan nama Mahapatih Gaja Mada sebelum mengabdi di kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk seperti ceruk yang dikelilingi perbukitan dimana air menetes ke bebatuan seolah-olah sedang hujan. 3 di antaranya bahkan mengalir ke air terjun lain. Taman nasional ini merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Jawa Timur. Diharapkan dengan adanya penerbangan langsung Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar akan meningkatkan jumlah wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Selain menjadi daya tarik utama, Gunung Bromo, Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemanjat tebing. Namun, mendaki Semera tidak semudah mendaki Gunung Bromo, dan pendaki harus mendapatkan izin dari Balai Taman Nasional Malang.
Air Terjun Pelangi (Koban).
Dalam perjalanan menuju Bromo terdapat air terjun Koban Pelang yang harus kita turuni sekitar 1 km menyusuri lembah. Dengan semak belukar dan lingkungan hutan yang asri serta cuaca yang cukup sejuk, kita bisa melihat beberapa air terjun yang indah. Di tengah hutan juga tumbuh bunga berbentuk tabung dan pohon rindang yang tinggi. Koban Pelangi terletak di kawasan pondok Clakah, kecamatan Ponkokusumo, Kab.
Waktu terbaik tahun ini untuk berkunjung.
Juni-Oktober dan Desember-Januari.
Bagaimana menuju ke sana? Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo 71km dengan mobil, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo 53km dengan mobil dan Jemplang-Ranu Pani-Ranu Kumbolo 16km. Jaraknya sekitar 83 km dari Malang-Purwodadi-Nongkojar-Tosari-Wonohitri-Penanjakan. Sekitar 70 menit perjalanan dari Malang menuju Ranu Pani, kemudian sekitar 13 jam berjalan kaki menuju Puncak Semeru.
Flora
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki ekosistem kaki bukit, pegunungan dan subalpine dengan pohon-pohon dewasa yang tinggi termasuk cemara gunung, jamuja, edelweis, berbagai jenis anggrek dan tumbuhan langka.
alam liar
Di antara satwa langka dan dilindungi di taman nasional ini adalah luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis), rusa bera (Macaca fascicularis), rusa bera (Muntiacus muntjak), unggas air merah (Gallus gallus) dan macan tutul (Pantheradus). ), ajag (Cuon alpinus); dan berbagai jenis burung seperti elang virgatus, rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), belibis hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondoli (Haliastur indusnusnu dan Pan. Kumbolo.
Informasi tentang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Lokasi : Taksi Pasuruan, Taksi Probolinggo, Kabupaten Lumajang dan Taksi Malang, Provinsi Jawa Timur.
Suhu udara: 3° - 20° С.
Curah hujan rata-rata: 6600 mm/tahun.
Ketinggian: 750 - 3676 m dpl
Letak geografis: 7°51' - 8°11' Lintang Selatan, 112°47' - 113°10' Bujur Timur.
0 Response to "Taman Nasional Bromo Tengger Semeru"
Posting Komentar